BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai agama rohmatan lil’alamin
sebagaimna Alloh berfirman di dalam ayat-Nya “WAMA ARSALNAKA
ILLA RAHMATAN LIL’ALAMIN “ (Dan tiadalah Kami (Allah) mengutus engkau
(Muhammad), kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam) (QS. Al-anbiya’
:lO7), ini mencerminkan Islam harus hadir di tiap zaman dan dalam situasi apapun.
Sejak kedatangan islam pada abad
ke-13 M hingga saat ini, fenomena pemahaman keislaman umat islam indonesia
masih sederhana ditandai oleh keadaan bagaimana Islam dalam arti ulama’
sering terlambat menjawab
problem-problem yang terus berkembang sesuai kemajuan zaman. Sejalan dengan
pembidangan ilmu dalam studi islam, pendekatan studi islam pun mengalami
perkembangan, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam makalah ini,
pemakalah akan menjelaskan tentang Urgensi Studi Islam
Interdisipliner di era Milinial.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Pendekatan dalam Studi Islam
2. Pendekatan Interdisipliner dalam studi Islam
3. Beberapa Pendekatan Interdisipliner
C. Pentingnya
Topik Penelitian
Islam sebagai way of life harus hadir dan
menjawab kebutuhan manusia di era milinial maka perlu metodologi yang fariatif untuk menjawab personal
persoalan kekinian
D. Kajian Pustaka
Kajian ini menggunakan
literature Primer
E. Metodologi
Metrodologi yang
dipakai adalah metodologi fenomenologi
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan dalam Studi Islam
Pendekatan adalah cara
pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya
digunakan dalam memahami agama. Dalam hal ini adalah agama Islam. Islam dapat
dilihat dalam beberapa aspek yang sesuai dengan paradigmanya.([1])
Pendekatan Studi Islam
menurut Prof.Dr. Zakiyuddin Baedhawy terimplementaikan dalam tiga hal, yaitu studi tentang disiplin
dan tradisi intelateual keagamaan klasik, studi islam adalah wilayah sempit dan
studi Islam berbasis keimanan yaitu studi yang bisa lintas disiplin ilmu yang
bisa berandar pada ilmu-ilmu humaniora dan sosial yang punya tujuan memberikan
manfaat.([2])
B. Pendekatan Interdisipliner dalam studi Islam
Pendekatan interdisipliner
yang dimaksud disini adalah kajian dengan menggunakan sejumlah pendekatan atau
sudut pandang (perspektif). Dalam studi misalnya menggunakan pendektan
sosiologis, historis dan normatif secara bersamaan. Pentingnya penggunaan
pendekatan ini semakin disadari keterbatasan dari hasil-hasil penelitian yang
hanya menggunakan satu pendekatan tertentu. Misalnya, dalam mengkaji teks
agama, seperti Al-Qur’an dan sunnah Nabi tidak cukup hanya mengandalkan
pendekatan tekstual, tetapi harus dilengkapi dengan pendekatan sosiologis dan
historis sekaligus, bahkan masih perlu ditambah dengan
pendekatan hermeneutik misalnya.
Dari kupasan diatas
melahirkan beberapa catatan. Pertama, perkembangan pembidangan studi islam dan
pendekatannya sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Kedua,
adanya penekanan terhadap bidang dan pendekatan tetentu dimaksudkan agar mampu
memahami ajaran islam lebih lengkap (komprehensif) sesuai dengan kebutuhan
tuntutan yag semakin lengkap dan komplek. Ketiga, perkembangan tersebut adalah
satu hal yang wajar dan seharusnya memang terjadi, kalau tidak menjadi pertanda
agama semakin tidak mendapat perhatian.([3])
C. Era Millenial
Yang dimaksud dengan era Milenial (juga dikenal
sebagai Generasi Y) adalah kelompok demografi setelah Generasi X
(Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok
ini. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai
awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an
sebagai akhir kelahiran. Milenial pada umumnya adalah anak-anak dari generasi
Baby Boomers dan Gen-X yang tua. Milenial kadang-kadang disebut sebagai
"Echo Boomers" karena adanya 'booming' (peningkatan besar) tingkat
kelahiran di tahun 1980-an dan 1990-an. Untungnya di abad ke 20 tren menuju
keluarga yang lebih kecil di negara-negara maju terus berkembang, sehingga
dampak relatif dari "baby boom echo" umumnya tidak sebesar dari
masa ledakan
populasi paskah Perang Dunia II.
Karakteristik Milenial berbeda-beda berdasarkan wilayah dan
kondisi sosial-ekonomi. Namun, generasi ini umumnya ditandai oleh peningkatan
penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Di
sebagian besar belahan dunia, pengaruh mereka ditandai dengan peningkatan
liberalisasi politik dan ekonomi; meskipun pengaruhnya masih diperdebatkan.
Masa Resesi Besar (The
Great Recession) memiliki dampak yang besar pada generasi ini yang
mengakibatkan tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan anak muda, dan
menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan krisis sosial-ekonomi jangka panjang
yang merusak generasi ini.[4]
Ini adalah sebuah fenomena demografi yang tidak bisa
dihindari, dan perubahan besar ini kususnya dalam komunikasi dan perkembangan
teknologi yang demikian cepat menjadikan kebutuhan akan Islam dalam menjawab
tantangan zaman sangat dibutuhkan
Contoh Kasus yang akan
menjadi tantangan bagi metodologi Islam dalam penggunaan pendekatan
interdispiner adalah dalam menjawab status hukum aborsi. Untuk melihat status
hukum aborsi perlu dilacak nash Al-Qur’an dan sunnah Nabi dan tujuan agama
secara universal( Maqosidussyariah) apakah aborsi sebagai bentuk darurat atas
penyelamatan orang tua . Juga Tentang larangan pembunuhan anak dan proses atau
tahap penciptaan manusia dihubungkan dengan teori embriologi. Contoh lainnya
adalah tentang suntik etanasia apakah cukup dengan studi pada alqur’an dan
alhadis yaitu tentang hokum membunuh atau melihat pada aspek humaniora dan
tinjauan maqosidusyariah dalam kontek ekonomi, yaitu beaya mahal atau beaya
bisa diprioritaskan untuk menjaga keturunan yang masih hidup.
Kasus yang lain yang
butuh segera dijawab oleh islam adalah merebaknya kausus LGBT, tentu butuh
pendekatan Indisipliner untuk menghadapi persoalan ini.
Prof.Dr. Zakiyuddin
Baidhawy menawarkan beberapa model pendekatan kajian studi Islam yakni :
1. Pedekatan studi
teks-teks alqur’an dan hadis
2. Pendekatan kajian Ilmu
Kalam
3. Pendekatan kajian
Tasawuf
4. Pendekatan kajian usul
fiqh dan fiqih
5. Pendekatan kajian
Hermeunetik
6. Pendekatan kajian
filsafat
7. Pendekatan kajian Multikultural
8. Pendekatan kajian
Islam liberal
9. Pendekatan kajian
Politik
10. Pendekatan kajian
Ilmiah Modern
Yang terakhir ini mencakup pendekatan Ilmu
sejarah, sosiologi,Antropologi, feenomenologi dan arkeologi.[5]
Sebagai tambahan
Leonard Binder secara implisit menawarkan beberapa pendekatan studi islam,
yakni:
1) Sejarah (history)
2) Antropologi (anthrophology)
3) Sastra islam dan arkeologi (islamic art and archeology)
4) Ilmu politik (political science)
5) Filsafat (philosophy)
6) Linguistik
7) Sastra (literature)
8) Sosiology (sociology)
9) Ekonomi (economics)
Dari pembahsan ringkas
tentang pendekatan yang dapat digunakan dalam studi islamada beberapa catatan.
Pertama, sejumlah teori memang sudah digunakan sejak lama oleh para ilmuan
klasik, meskipun teori-teori tersebut mengalami perkembangan. Kedua, ada
beberapa teori yang mendapat penekanan pada beberapa dekade terakhir.([6]
Beberapa Pendekatan Interdisipliner
1. Pendekatan Hermeneutik
Sebagian firman Alloh
, Alqur’an sesungguhnya merupakan bentuk nyata campur tangan Tuhan dalam
sejarah manusia.[7]
Hal ini menjadikan
peluang untuk manusia mempelajari alqur’an dengan pendekatan kemanusiaan itu
sendiri, dan dari pemikir Islam juga banyak yang pakar pada ilmu hermenutik
ini, seperti Farid Esack, fazlurrahman, Muhammad Arkound. Di mana kajian Farid
Esack ketika melihat fenomena tertindasnya bangsa afrika mampu merekomendasikan
solusi atas fenomena tersebut yaitu bentuk taqwa sebagai selousi bagi kaum
tertindas adalah melalui jihad.([8]
2. Pendekatan Filsafat
Filsafat berasal dari kata philo yang berarti
cinta dan kata shopos yang berarti cinta dan kata shopos
yang beraati ilmu atau hikmah secara etimologi filsafat berarti cinta
terhadap ilmu atau hikmah.
Menurut istilah (terminologi) filsafat islam
adalah cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkan falsafah dan menciptakan
sikap positif terhadap falsafah islam.([9]
Istilah filsafat dapat ditinjau dari dua segi berikut:
a) Segi semantik; filsafat berasal dari bahasa arab yaitu falsafah.
Dari bahasa Yunani yaitu philosophia yaitu pengetahuan hikmah (wisdom).
Jadi philosophia berarti cinta pengetahuan, kebijaksanaan, dan
kebenaran. Maksudnya adalah orang menjadikan pengetahuan sebagai tujuan
hidupnya dan mengabdikan dirinya kepada pengetahuan.
b) Segi praktis; filsafat yaitu alam pikiran artinya berfilsafat
itu berpikir. Orang yang berpikir tentang filsafat disebut filosof. Yaitu orang
yang memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh di dalam tugasnya
filsafat merupakan hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan sesuatu
kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Jadi filsafat adalah ilmu yang mempelajari
dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.
Dasar Pendekatan Filsafat Islam
Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan
hanya mengenai satu segi,tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia.
Sumber ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek itu adalah alquran dan
hadis.
Dalam kaitan ini diperlukan pendekatan historis terhadap
filsafat Islam yang tidak menekankan pada studi tokoh,tetapi yang lebih penting
lagi adalah memahami proses dialektik. Filsafat Islam sendiri keberadaanya
menimbulkan pro dan kontra. Sebagian yang berpikiran maju dan bersifat
liberal cenderung mau menerima pemikiran filsafat Islam. Bagi mereka yang berpikiran
tradisional kurang mau menerima filsafat.
Islam menjadi jiwa yang mewarnai suatu pemikiran filsafat,itulah
yang disebut filsafat Islam bukan karena orang yang melakukan kefilsafatan
itu orang muslim, tetapi dari segi obyek membahas mengenai keislaman.
Perkembangan filsafat Islam pada prinsipnya mampu bersaing
dengan filsafat Barat. Dari kedua filsafat ini ditambah dengan kajian Yahudi,
maka tersusunlah sejarah pembahasan teoretis filsafat Islam dengan filsafat
klasik, pada pertengahan dan modern. Hubungan filsafat Yunani dengan
filsfat islam adalah sebagai berikut:
1) Pemikiran filsafat Islam telah dipengaruhi oleh filsafat Yunani.
2) Para filsuf muslim mengambil sebagian besar pandanganya
Aristoteles.
3) Filsuf muslim banyak mengagumi Plato dan mengikutinya pada
berbagai aspek.
Hubungan filsafat Islam dengan filsafat modern ,secara khusus
terdapat berbagai usaha yang ditujukan untuk menemukan hubungan antara
keduanya,baik sumber maupun pengantar-pengantar filsafat modern. Batasannya
yaitu terdapat pola titik persamaan dalam pandangan dan pemikiran.
Filsafat Islam juga dikatakn sebagai ilmu karena di dalamnya
terkandung pertanyaan ilmiah,yaitu bagaimanakah, mengapakah, dan apakah,
jawaban atas pertanyaan itu adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan yang timbul dari pedoman yang selalu berulang-ulang.
2) Pengetahuan yang timbul dari pedoman yang terkandung dalam adat
istiadat yang berlaju dalam masyrakat.
3) Pengetahuan yang timbul dari pedoman yang dipakai suatu hal
dijadikan pegangan.
Konsep
Filsafat Islam
1) Konsep Ar-Razi
Abu Bakar Muhammad Ibn Zakaria Al- Razi lahir di Rai kota dekat
Teheran pada tahun 862 M. Falsafahnya terkenal dengan Lima
Yang Kekal.([10]
a. Materi; merupakan apa yang ditangkap panca indra tentang benda
itu
b. Ruang ; karena materi mengambil tempat.
c. Zaman: karena materi berubah-ubah keadaannya.
d. Adanya roh
e. Adanya Pencipta.
2) Konsep Al Farabi
Abu Ali Husin Ibn Sina
lahir di Afsyana 980 M. di dekat Bukhara. Terkenal dengan
a. Falsafah Jiwa,
b. Falsafah Wahyu dan Nabi,
c. Falsafah Wujud.
3) Konsep Al Kindi
Ya’kub Ibn Ishaq Al
Kindi berasal dari Kindah di Yaman.tahun 796 M. terkenak dengan:
a. Falsafah Ketuhanan
b. Falsafah Jiwa
2. Pendekatan Sosiologi
a) Pengertian Pendidikan dengan pendekatan sosiologi
Sosiologi adalah ilmu tentang kemasyarakatan, ilmu yang
mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat.Sosiologi
didefinisikan secara luas sebagai bidang penelitian yang tujuannya meningkatkan
pengetahuan melalui pengamatan dasar manusia,dan pola organisasi serta
hukumnya.Sosiologi dapat juga diartikan sebagai suatu ilmu yang menggambarkan
tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai
gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Selanjutnya sosiologi digunakan
sebagai salah satu pendekatan dalam studi islam yang mencoba untuk memahami
islam dari aspek sosial yang berkembang dimasyarakat, sehingga pendidikan
dengan pendekatan sosiologis dapat diartikan sebagai sebuah studi yang
memanfaatkan sosiologi untuk menjelaskan konsep pendidikan dan memecahkan
berbagai problema yang dihadapinya. Pendidikan menurut pendekatan sosiologi ini
dipandang sebagai salah satu konstruksi sosial atau diciptakan oleh interaksi
sosial. Pendekatan sosiologi dalam praktiknya, bukan saja digunakan dalam
memahami masalah-masalah pendidikan, melainkan juga dalam memahami bidang
lainnya, seperti agama sehingga munculah studi tentang sosiologi agama.([11]
b) Agama dalam pendekatan sosiologi
Salah satu ciri utama pendekatan ilmu -ilmu sosial adalah pemberian
definisi yang tepat tentang wilayah telaah mereka. Adams berpendapat bahwa
studi sejarah bukanlah ilmu sosial,sebagaimana sosiologi.Perbedaan mendasar
terletak bahwa sosiologi membatasi secara pasti bagian dari aktivitas manusia
yang dijadikan fokus studi dan kemudian mencari metode khusus yang sesuai
dengan objek tersebut,sedangkan sejarahwan memiliki tujuan lebih luas lagi dan
menggunakan metode yang berlainan. Dengan menggunakan pendekatan ilmu-ilmu
sosial, maka agama akan dijelaskan dengan beberapa teori, misalnya agama
merupakan perluasan dari nilai-nilai sosial, agama adalah mekanisme integrasi
sosial, agama itu berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui dan tidak
terkontrol dan masih banyak lagi teori lainnya.Pada intinya pendekatan ilmu-
ilmu sosial menjelaskan aspek empiris orang beragama sebagai pengaruh dari
norma sosial. Tampak jelas bahwa pendekatan ilmu-ilmu sosial memberikan
penjelasan mengenai fenomena agama.
c) Agama dalam pendekatan fungsional-sosiologi
Teori fungsional memandang agama dalam kaitan dengan aspek
pengalaman yang mentransendensikan sejumlah peristiwa eksistensi sehari hari,
yakni melibatkan kepercayaan dan tanggapan terhadap sesuatu yang berada diluar
jangkauan manusia. Oleh karena itu secara sosiologis agama menjadi penting
dalam kehidupan manusia dimana pengetahuan dan keahlian tidak berhasil
memberikan sarana adaptasi atau mekanisme penyesuaian yang dibutuhkan. Dari
sudut pandangan teori fungsional, agama menjadi atau penting sehubungan dengan
unsur-unsur pengalaman manusia yang diperoleh dari ketidakpastian,
ketidakberdayaan dan kelangkaan yang memang merupakan karakteristik fundamental
kondisi manusia. Dalam hal ini fungsi agama adalah menyediakan dua hal yaitu :
1. Suatu cakrawala pandang tentang dunia luar yang tidak terjangkau
oleh manusia.
2. Sarana ritual yang memungkinkan hubungan manusia dengan hal
diluar jangkauanya.yang memberikan jaminan dan keselamatan bagi manusia
mempertahankan moralnya.
Dari sini kita dapat menyebutkan fungsi agama,antara lain:
1. Agama mendasarkan perhatiannya pada sesuatu yang diluar
jangkauan manusia yang melibatkan takdir dan kesejahteraan, dan terhadap
manusia memberikan tanggapanserta menghubungkan dirinya menyadiakan bagi
pemeluknya suatu dukungan dan pelipur lara.
2. Agama manawarkan hubungan transendetal melalui pemujaan pada
upacara ibadat.
3. Agama mensucikan norma-norma dan nilai masyarakat yang telah
terbentuk, mempertahankan dominasi tujuan kelompok diatas keinginan individu
dan disiplin kelompok diatas dorongan individu.
4. Agama melakukan fungsi-fungsi identitas yang penting.
5. Agama bersangkut paut pula dengan pertumbuhan dan kedewasaan
individu dan perjalanan hidup melalui tingkat usia yang ditentukan oleh
masyarakat.
Jadi menurut teori fungsional, agama mengidentifikasikan
individu dengan kelompok, menolong individu dalam ketidakpastian, menghibur
ketika dilanda kecewa, mengaitkannya dengan tujuan-tujuan masyarakat,
memperkuat moral, dan menyediakan unsur-unsur identitas.
Seperti halnya teori sosiologi tentang agama, teori fungsional
juga berusaha membangun sikap bebas nilai. Teori ini tidak menilai kebenaran
tertinggi atau kepalsuan kepercayaan beragama. Sebagaimana semua sosiologi,
teori ini juga menggunakan apa yang disebut pendekatan “naturalistis”pada agama.Sebagai
ilmu sosial,sosiologi berusaha memahami perilaku diri sebab akibat yang
alamiah. Ini bukan merupakan posisi ideologi yang anti agama, sebab jika
penyebab itu diluar alam, bila mereka bertindak terhadap manusia harus juga
melalui manusia dan hakikat manusia.
Salah satu sumbangan yang paling berharga dari teori fungsional
ialah ia telah mengarahkan perhatian kita pada karakteristik agama yang
menawarkan sudut pandang lain darimana kita memulai studi sosiologis terhadap
agama dari sudut perspektif yang saling melengkapi. Teori fungsional menitik
beratkan arti penting”titik kritis”, dimana fikiran dan tindakan sehari hari
ditransendensikan dalam pengalaman manusia.([12]
3. Pendekatan Sejarah
a) Pengertian pendekatan
sejarah
Dalam
bahasa Arab, kata sejarah disebut tarikh yang secara harfiah berarti ketentuan
waktu, dan secara istilah berarti keterangan yang telah terjadi pada masa
lampau / masa yang masih ada. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah merupakan
terjemahan dari kata history yang secara harfiah diartikan the past experience
of mankind, yakni pengalaman umat manusia di masa lampau.([13]
Jadi sejarah adalah ilmu yang membahas berbagai masalah yang
terjadi di masa lampau, baik yang berkaitan dengan masalah sosial, politik
ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, kebudayaan, agama dan sebagainya.
Melalui pendekatan sejarah ini, ilmu pendidikan Islam akan
memiliki landasan sejarah yang kuat sehingga terjadi hubungan dan mata rantai
yang jelas antara pendidikan yang dilaksanakan sekarang dengan pendidikan yang
pernah ada di masa lalu. Bangunan ilmu pendidikan Islam yang didasarkan pada
pendekatan sejarah akan memiliki landasan yang lebih realistis dan empiris,
karena bertolak dari praktik pendidikan yang benar-benar telah terjadi. Ilmu
pendidikan Islam dengan pendekatan sejarah merupakan sebuah bentuk apresiasi
atas berbagai peristiwa masa lalu untuk digunakan sebagai bahan renungan dan
pelajaran bagi pengembangan ilmu pendidikan Islam di masa lalu.([14]
b) Studi Islam dengan Pendekatan Sejarah
Melalui pendekatan sejarah ditemukan informasi sebagai berikut:
1. Sejak kedatangan Islam, umat Islam tergerak hati,
pikiran dan perasaannya untuk memberikan perhatiannya yang besar terhadap
penyelenggaraan pendidikan.
2. Model lembaga pendidikan Islam yang diadakan oleh umat
Islam adalah model lembaga pendidikan informal, non formal dan formal.
3. Lembaga pendidikan yang dibangun umat Islam bersifat
dinamis, kreatif, inovatif, fleksibel dan terbuka untuk dilakukan perubahan
dari waktu ke waktu.
4. Melalui pendekatan sejarah, diketahui bahwa di kalangan
umat Islam telah terdapat sejumlah ulama yang memiliki perhatian untuk
berkiprah dalam bidang pendidikan
5. Melalui pendekatan sejarah, dapat diketahui tentang
kehidupan para guru dan pelajar.
6. Melalui pendekatan sejarah, dapat diketahui tentang
adanya sistem pengaturan atau manajemen pendidikan, pendanaan atau pembiayaan
pendidikan, mulai dari yang sederhana sampai dengan yang canggih.
7. Melalui pendekatan sejarah, dapat diketahui tentang
adanya kurikulum yang diterapkan di berbagai lembaga pendidikan yang
disesuaikan dengan visi, misi, tujuan dan ideologi keagamaan yang dimiliki oleh
tokoh pendiri atau masyarakat yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan
tersebut.
Pendekatan sejarah dalam mempelajari Islam merupakan profil
campuran, yakni sebagian dari praktik tersebut ada yang dipengaruhi oleh
sejarah dan ada pula yang dipengaruhi oleh adat istiadat dan kebudayaan
setempat. Praktik pendidikan dalam sejarah tidak selamanya mencerminkan apa
yang dikehendaki ajaran Al-Qur'an dan al-sunnah.
Informasi yang terdapat dalam sejarah bukanlah dogma atau ajaran
yang harus diikuti, melainkan sebuah informasi yang harus dijadikan bahan
kajian dan renungan, memilah dan memilih bagian yang sesuai dan relevan untuk
digunakan.([15]
IV. KESIMPULAN
- Pendekatan adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat
dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dalam
hal ini adalah agama Islam. Islam dapat dilihat dalam beberapa aspek yang
sesuai dengan paradigmanya.
- Pendekatan interdisipliner adalah sebuah kajian dengan
menggunakan sejumlah pendekatan atau sudut pandang secara bersamaan sehingga
akan mendapat hasil yang lebih baik dibandingkan hanya menggunakan satu
pendekatan saja.
- Istilah filsafat dapat ditinjau dari dua segi:
1. Segi semantik, perkatan filsafat berasal dari kata arab,
yaitu falsafah;
2. Segi praktis; dilihat dari pengertian praktisnya,filsafat
berarti alam pikaran;
- Ada berapa ciri filsafat yaitu;
1. Persoalan filsafat bercorak sangat umum;
2. Persoalan filsafat tidak bersifat empiris;
3. Menyangkut masalah asasi
- Pendekatan sosiologi merupakan sebuah studi yang memanfaatkan
sosiologi yaitu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan
masyarakat untuk menjelaskan konsep pendidikan dan memecahkan berbagai problema
yang dihadapi.
- Pendekatan sejarah dalam mempelajari islam merupakan profil
campuran, yakni sebagian dari praktek tersebut ada yag dipengaruhi oleh sejarah
dan ada juga yang dipengaruhi oeh adat istiadat dan kebudayaan seteempat.
Praktik pendidikan dalam sejarah tidak selamanya mencerminkan apa yang
dikehendaki ajaran Al-Qur’an dan As-sunnah.
- Informasi yang terdapat dalam sejarah bukanlah dogma atau ajaran
yang harus diikuti, melainkan ebuah informasi yang harus dijaidikan bahan
kajian dan renungan, memilah dan memilihbagian yang sesuai dan relevan unuk
digunakan.
V. PENUTUP
Demikianlah maklah ini
kami sajikan kepada para pembaca, diharapkan kiranya tulisan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca tentang syirkah. Tentunya kami sadar bahwa makalah
kami jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan manusiawi kami. Untuk itu
kami mengharap kepada pembaca sekalian untuk memberikan ssaran yang konstruktif
untuk kemajuan ilmu pengetahuan kita bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Zakiyuddin
Baidhawy, Studi Islam Pendekatan dan Metode,Yogyakarta : Bintang Pustaka,2011
Abdullah, M. Yatimin. Studi Islam
Kontemporer. Jakarta: Amzah, 2006.
Nasution, Dr. H. Khoiruddin. Pengantar
Studi Islam. Yogyakarta: ACAdeMIA + TAZZAFA. 2009.
Nasution, Harun. Falsafah dan Mistisme
dalam Islam. Cet.9, Jakarta: Bulan Bintang, 1995.
Nata, Abuddin. Ilmu Pendidikan Islam
dengan Pendekatan Multidisipliner, Normatif Perenialis, Sejarah, Filsafat,
Psikologi, Sosiologi, Manajemen, Teknologi, Informasi, Kebudayaan, Politik,
Hukum, Jakarta: Rajawali Press. 2009.
Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam,
cet. X , Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2006.
O’dea, Thomas F. sosiologi Agama Suatu
Pengenalan Awal. Jakarta: Rajawali Press. 1992.
[1] M. Yatimin
Abdullah, Studi Islam Kontemporer, Jakarta: Amzah, 2006, hlm.58
[2] Zakiyuddin
Baidhawy, Studi Islam Pendekatan dan Metode,Yogyakarta : Bintang
Pustaka,2011,hlm 2
[3] .
Khoiruddin Nasution,MA, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: ACAdeMIA
+ TAZZAFA, 2009,hlm. 230-232
[4]
Diambil dari internet https://id.wikipedia.org/wiki/Milenial,
tgl 29 Deseember 2017
[5] Zakiyuddin
Baidhawy, Studi Islam Pendekatan dan Metode,Yogyakarta : Bintang
Pustaka,2011,hlm 261- 288
[6] Ibid
hlm: 232-234
[7] hlm. 167
[8]
Ibid hlm. 183
[10]
Harun
Nasution. Falsafah dan Mistisme dalam Islam. Cet.9,
Jakarta: Bulan Bintang, 1995, hlm. 21
[11] Abuddin
Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, Normatif
Perenialis, Sejarah, Filsafat, Psikologi, Sosiologi, Manajemen, Teknologi,
Informasi, Kebudayaan, Politik, Hukum, Jakarta: Rajawali Press, 2009, hlm.
203
[12] Thomas
F O’dea, sosiologi Agama Suatu Pengenalan Awal, Jakarta:
Rajawali Press,1992, hlm. 25-27
0 komentar:
Posting Komentar